SEMANGAT HIDUP

SEMANGAT HIDUP
SIGLE

Sabtu, 06 Maret 2010

masyarkat urbanisasi perkotaaan

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Dalam masyarakat modern sering di bedakan antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan. Dimana masyarakat perkotaan atau rural community dan masyarakat pedesaan atau urban community. Berbicara mengenai masyarakat perkotaan kita mengalami kesulitan dalam memberikan batasan apa sebenarnya yang dimaksud dengan masyarakat perkotaan. Bisa saja kita berpendapat bahwa semua tempat dengan kepadatan pendudukan yang tinggi merupakan masyarakat perkotaan. Namun banyak pula daerah yang berpenduduk padat ridak dapat digolongkan ke dalam masyarakat perkotaan. Bila kita lihat dari segi pengertian, yang dimaksud dengan masyarakat perkotaan atau urban communitti adalah masyarakat kota yang tidak tertentu jumlah penduduknya. Tekanan pengertian kota terletak pada sifat serta ciri kehidupan yang berbeda dalam masyarakat pedesaan (soerjono soekanto, 2002:155).
Di mana masyarakat perkotaan mempunyai pandangan berbeda dengan masyarakat pedesaan. Mereka memandang penggunaan kebutuhan hidup berdasarkan dengan pandangan masyarakat sekitarnya. Misalnya kalau menghidangkan makanan yang diutamakan adalah bahwa makanan yang dihidangkan dapat memberikan kesan bahwa yang menghidangkannya mempunyai kedudukan social yang tinggi. Dari sini dapat kita bahwa masyarakat perkotaan, makanan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan social. Demikian pada soal pakaian, selanjutnya terdapat beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan sebagai berikut:
1. Kehidupan keagamaan berkurangbila di bandingkan dengan kehidupan agama di desa, mungkin adanya cara berfikir yang rasional yang di hubungkan dengan realitas.
2. Masyarakat perkotaan umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain, individualitas. Di kota kehidupan keluar sukar disatukan, oleh karena perbedaan kepentingan.
3. Pembagian kerja pada masyarakat perkotaan juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak di peroleh warga kota dari pada warga desa.
5. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya di anut masyarkat perkotaan, menyebabkan interaksi, yang terjadilebih di dasarkan pada factor kepentingan dari pada factor pribadi.
6. Jalan kehidupan yang cepat di kota, mengakibatkan pentingnya factor waktu.
7. Perubahan social tampak dengan nyata dikota-kota, karena kota biasanya terbuka dalam menerima pengakuh luar.
Masyarakat kota tidak terlepas dari proses urbanisasi, dapat dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Dimana menurut soerjono soekanto urbanisasi adalah suatu proses perpindahnya penduduk dari desa ke kota (2002:157).
Ada beberapa hal mengapa masyarakat pedesaan mau melakukan urbanisasi ke kota:
I. Adanya anggapan oleh masyarakat pedesaan bahwa di kota banyak pekerjaan serta banyak penghasilan.
II. Di kota lebih banyak kesempatan mendirikan perusahan industry dan lain-lain.
III. Kelebihan modal di kota lebih banyak dari pada di desa.
IV. Pendidikan lebih banyak di kota.
V. Kota merupakan suatu tempat yang lebih menguntungkan untuk mengembangakan jiwa dengan sebaik-baiknya dan seluas-luasnya.
VI. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi.
Terkait hal di atas tersebut mengakibatkan biasanya terjadi urbanisasi yang besar. Namun, urbanisasi yang terlampau banyak tidak teratur mengakibatkan kerugian pada kota, dan berdampak pada masyarakat perkotaan tersebut. Dimana terjadi pengangguran yang pada akhirnya mengakibatkan meningkatnya tuna karya, tuna susila dan kelaparan sehingga berujung pada kriminalitas. Selain itu, terjadi dampak dibidang kesehatan, dimana orang-orang tinggal bersempit-sempit baik dalam lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan keluarga yang tidak memenuhi persyaratan social maupun kesehatan.


II. Rumusan Masalah
Dari penjelasan di atas maka kita bisa membuat sebuah rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan perkotaan di daerah tempat tinggal?
2. Mengapa terjadi perbedaan kelas di setiap kota?
3. Apa penyebab adanya urbanisasi?


III. Tujuan dan Manfaat
Berkaitan dengan rumusan masalah diatas, penulis membuat makalah tersebut guna untuk :
1. Untuk mengetahui dan memahami latar belakang urbanisasi
2. Untuk menjelaskan perubahan social dalam perbedaan kelas
3. Untuk mengembangkan potensi yang ada di perkotaan


















BAB II
PEMBAHASAN

Mengenai terbentuknya kota atau adanya masyarakat perkotaan/urbanisasi mungkin di lihat dari adanya peluang kerja atau terbukanya lapangan pekerjaan yang bisa menambah penghasilan serta meningkatkan status social yang ada. Dengan hal tersebut maka dapat di cari sebuah analis yang dapat memudahkan terjadinya urbanisasi dalam sebuah daerah/kota. Khusus untuk perkembangan kampong dan akan menjadi kota adalah kampong-kampung yang memang sudah melakukan pemekaran, kita bisa lihat contoh kecil yang ada di Sulawesi Tengah mengenai terbentuknya masyarakat kota yang di arahkan pada Kota colonial seperti di Poso karena dibangun oleh seorang arsitek perkotaan belanda bernama Sagumski. Di mana dalam kajian kota yang telah melihat kajian kota harus mengacu pada perkembangan ekologi kota, tranformasi social ekonomi, sisitem social, problemetika social, dan mobilitas social. Bagi kota Poso yang dibangun pada paruh terakhir abad ke -18 harus mengacu kepada hubungan antara masyarakat secara structural baik lembaga-lembaga masyarakat, maupun hubungan kategorikal antara etnis-etnis yang ada. Dengan demikian, A.C. Kruyt hanyalah salah satu dari kategori social yang ahrus dihubungkan dengan kategori social lainnya seperti masyarakat kerajaan Poso dan komunitas lainnya di wilayah pesisir Mapan. Kota Poso berubah menjaadi kampung-kampung tradisional sebagai rural yang menjadi penopang munculnya kota sebgai urban dengan kata lain kota colonial atau tempatnya pemerintah hindi belanda sejak tahun 1905 hingga 1942 memberikan nuasa klasik. Adanya kota jika di tandai dengan dibangunnya beberapa bangunan yang megah yaitu gereja, rumah kontrolir, lapangan atau alaun-alu, pasar, serta jalan yang sudah rapi yang di tumbuhi dengan pohon-pohonsepanjang jalan serta parit. Adanya sumber daya penduduk sangat penting artinya dalam setiap pelaksanaan kerja pembangunan sampai pada tingkat pembangunan desa, seperti pengaspalan jalan, pembuatan irigasi, pembangunan rumah-rumah ibadah dan lain-lain (syaker mahid, 2009:157-161)




1. Latar belakang urbanisasi
Adanya suatu hubungan antara satu dengan yang lain menjelaskan bahwa dalam melaksanakan urbanisasi memerlukan suatu perubahan yang memang ada jangka waktunya yaitu dengan adanya industri dalam sebuah kota, dimana industri memberikan peluang kerja yang besar bagi setiap masyarakat. Masyarakat kota merupakan masyarakat yang memiliki rasa individualisme serta rasa feodal yang tinggi. Contoh palu sebagai kota administrative berlaku berdasarkan peraturan pemerintah nomor 8 tahun 1979 tanggal 2 Juli 1994 berlandaskan pada undang-undang nomor 4 tahun 1994. Pada saat ini kotamadya tingkat II palu terdiri atas empat kecamatan tersebut kota administrasif palu terdiri atas 28 kelurahan dan masih 8 desa. Kota palu sebagai kota baru terealisasi pada tahun 2000 lalu dan lengkap dengan DPRD-nya.
Ada beberapa hal mengapa masyarakat pedesaan mau melakukan urbanisasi ke kota:
1. Adanya anggapan oleh masyarakat pedesaan bahwa di kota banyak pekerjaan serta banyak penghasilan.
2. Di kota lebih banyak kesempatan mendirikan perusahan industry dan lain-lain.
3. Kelebihan modal di kota lebih banyak dari pada di desa.
4. Pendidikan lebih banyak di kota.
5. Kota merupakan suatu tempat yang lebih menguntungkan untuk mengembangakan jiwa dengan sebaik-baiknya dan seluas-luasnya.
6. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi.
Terkait hal di atas tersebut mengakibatkan biasanya terjadi urbanisasi yang besar. Namun, urbanisasi yang terlampau banyak tidak teratur mengakibatkan kerugian pada kota, dan berdampak pada masyarakat perkotaan tersebut. Dimana terjadi pengangguran yang pada akhirnya mengakibatkan meningkatnya tuna karya, tuna susila dan kelaparan sehingga berujung pada kriminalitas. Selain itu, terjadi dampak dibidang kesehatan, dimana orang-orang tinggal bersempit-sempit baik dalam lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan keluarga yang tidak memenuhi persyaratan social maupun kesehatan.



2. Perubahan social dalam Perbedaan Kelas
Dengan adanya urbanisasi dari desa ke kota yang menyebabkan munculnya beberapa perbedaan kelas social, maka terjadilah kelas social mungkin dari segi etos kerja, ilmu pengetahuan, struktur kemasyarakatan, suku bangsa, agama, pendidikan. Dalam hal ini perbedaan tersebut sangat menonjol yang kita temukan dalam masyarakat perkotaan, mungkin hal inilah menjadi daya saing dalam kelas-kelas social.
Contoh masyarakat kota elit seperti anggota dewan, gubenur dan lain-lain ini merupakan kelas social yang membedakan dari yang lainnya mungkin dari segi pakian, bahasa, pengetahuan, cara bicara, tingkah laku, dan juga ekonomi atau keuangan.

3. Potensi yang ada di perkotaan
Potensi yang ada di perkotaan sangat banyak yakni daris segi pariwisata yang membuta terjadinya urbanisasi. Pariwisata merupakan perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. Berbagai aktivitas dilakukan selama mereka tinggal di tempat yang di tuju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang konkrit dalam mengembangkan daerah dan negara secara umum. Sedangkan ekonomi dalam artian dapat saling mempengaruhi antara pariwisata dan perkembangan ekonomi yang ada sekarang ini. Seperti halnya ekonomi yang ada di daerah Pasangkayu, ternyata dibalik potensi agrarisnya memiliki potensi wisata pantai teluk yang cukup memikat hati yang lewat di di jalan yang langsung berhadapan dengan pantai.
Meskipun pariwisata menyentuh berbagai aspek kehidupan masya¬rakat seperti politik, hukum, keamanan, dan sebagainya, dampak pariwisata terhadap masyarakat dan daerah tujuan wisata yang banyak mendapat ulasan adalah dampak terhadap sosial-ekonomi, dampak terhadap sosial budaya, dan dampak terhadap lingkungan.
Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masya¬rakat lokal dapat dikategorikan menjadi delapan kelompok besar (Cohen 1984), yaitu:
1. Dampak terhadap penerimaan devisa
2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat
3. Dampak terhadap kesempatan kerja
4. Dampak terhadap harga-harga
5. Dampak terhadap distribusi manfaat/keuntungan
6. Dampak terhadap kepemilikan dan kontrol
7. Dampak terhadap pembangunan pada umumnya, dan
8. Dampak terhadap pendapatan pemerintah.
Pariwisata dipandang mampu menghasilkan angka pengganda yang tinggi, melebihi angka pengganda pada berbagai kegiatan ekonomi lainnya. Pariwisata telah memberikan devisa yang cukup besar bagi berbagai negara, dan bagi beberapa negara/daerah, pariwisata telah menjadi penghasil devisa terbesar. Bagi Indonesia, peranan pariwisata juga sangat besar. Devisa yang diterima secara berturut-turut pada tahun 1996, 97, 98, 99, dan 2000 adalah sebesar 6,307.69; 5,321.46; 4,331.09; 4,710.22; dan 5,748.80 juta dollar AS (Santosa 2001).
Inilah bukti bahwa dengan adanya lapangan pekerjaan yang di dapat di kota menyebabkan arus urbanisasi bertambah banyak menyebabkan terjadi pertumbuhan penduduk. Serta adanya dorongan untuk melakukan perjalanan urbanisasi, tempat tujuan urban biasanya adalah tempat yang mampu menghasilkan pendapatan serta etos kerja dan juga memperoleh kebutuhan yang di inginkan.












BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam masyarakat modern sering di bedakan antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan. Dimana masyarakat perkotaan atau rural community dan masyarakat pedesaan atau urban community. Berbicara mengenai masyarakat perkotaan kita mengalami kesulitan dalam memberikan batasan apa sebenarnya yang dimaksud dengan masyarakat perkotaan. Bisa saja kita berpendapat bahwa semua tempat dengan kepadatan pendudukan yang tinggi merupakan masyarakat perkotaan. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa, yang mampu membuat masyarakat setempat mengalami metamorpose dalam berbagai aspeknya. Dampak pariwisata terhadap masyarakat kota merupakan wilayah kajian yang paling banyak mendapatkan perhatian dalam literatur. Namun pembahasan lebih terfokus pada dampak terhadap masyarakat kota, sedangkan dampak pariwisata terhadap wisatawan dan/atau negara asal wisatawan belum banyak mendapatkan pembahasan, hal ini lah yang menjadi bukti dalam mencari urbanisasi masyarakat yang ada dari desa ke kota disebabkan beberpa hal:
A. Menambah ilmu pengetahuan
B. Perbaikan taraf hidup
C. Adanya factor pendorong seperti dorongan pendidikan
D. Ingin menambah wawasan tentang cara berpikir
E. Ingin mengetahui tentang adanya teknologi baru (inovasi)
F. Memperluas lapangan pekerjaan
G. Adanya dorongan penarik minat seperti adanya kesenian





B. Saran
Dengan melihat fenomena di atas dapat di ambil sebuah saran marilah kita sebagai generasi penurus bangsa menjadikan sebuah Negara atau bangsa serta kota sebagi temapt persinggahan suatu pengetahuan atau pemahaman mengenai nilai-nilai budaya yang kita tniggalkan serta sejarahnya sendiri kata bung karno. Agar dala suatu tempat yang kita kunjungi atau kita datangi baik untuk berwisata maupun urbanisasi perlu meninggalkan sesuatu untuk generasi muda kita yang lebih bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ai saya ria kuliah di universitas tadulako, saya ingin lebih banyal tahu tentang blog. moga dengan blog ini saya bisa mengawali karir saya dalam kuliah dan juga bermsayarakat